Training Cisco CCNA oleh Nixtrain, Materi : Addressing and Subnetting

 

Assalamulaikum Wr. Wb.
     Pada kesempatan kali ini saya akan share tentang materi yang diberikan saat training cisco oleh nixtrain, yaitu tentang Addressing dan Subnetting atau pengalamatan dan subnetting, pada materi kita belajar tentang jenis-jenis pengalamatan pada komputer dan bagaimana cara untuk melakukan perhitungannya.

A. Pengertian

     Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32 bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128 bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

B. Latar Belakang

   Manusia, dalam melakukan pengiriman surat dari satu orang ke orang lain pasti si pengirim akan mencamtumkan alamat penerima surat di dalam suratnya tersebut agar surat bisa samapi di tujuan yang benar dan tidak salah orang. Sama halnya dengan komputer, untuk melakukan pengiriman data antara satu komputer ke komputer yang lain sebuah komputer memerlukan sebuah alamat agar packet data tadi dapat terkirimkan dan sampai di tujuan komputer yang benar. Lalu bagaimana sistem pengalamatan yang terdapat pada komputer ?, sistem pengalamatan pada komputer di sebuah jaringan biasanya menggunakan protokol yang bernama IP Address untuk melakukan komunikasi antar host satu dengan host yang lainnya.
 

C. Persiapan Software dan Hardware
  • Proyektor
  • Layar Proyektor
  • Buku Tulis
  • Laptop
D. Maksud dan Tujuan

     Kegiatan ini bermasksud agar kita dapat memahami sistem pengalamatan IP yang di gunakan pada sebuah jaringan dan dapat melakukan perhitungannya, sehingga kita bisa melakukan konfigurasi alamat ip dan tidak salah dalam memberikan alamatnya pada sebuah perangkat.


E. Pembahasan


1.Tipe Pengalamatan IP

tipe-tipe pengalamatan dalam sebuah jaringan dapat kita bagi menjadi 3, diantaranya adalah :
  •  Unicast
  • Multicast
  • Broadcast

a. Unicast Addresses
 


     Penugasan terhadap suatu Antarmuka/Interface jaringan yang ditempatkan pada subnet khusus, digunakan sebagai komunikasi point to point. Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan Protokol TCP/IP harus diidentifikasi terlebih dahulu dengan menggunakan alamat logis yang unik, yang biasa disebut dengan alamat unicast. Alamat unicast biasa disebut dengan alamat logis karena alamat ini adalah alamat yang diterapkan di dalam lapisan jaringan DARPA Reference.

     Model dan tidak memiliki relasi langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan DARPA Reference Model. Sebagai salah satu contohnya alamat unicast dapat ditetapkan ke dalam host dengan antarmuka jaringan yang berteknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit. Alamat unicast ini yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP sehingga dapat saling terhubung.

     Komponen pada alamat ini terbagi menjadi 2 jenis, yakni alamat host dan alamat jaringan. Alamat unicast menggunakan Kelas A, B, dan C dari kelas alamat IP yang sudah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang pada alamatnya adalah 1.x.y.z sampai 223.x.y.z. Sebuah alamat unicast dapat dibedakan dengan alamat lain menggunakan subnet mask.





b. Multicast Addresses
 

Penugasan kepada satu atau bahkan lebih antarmuka jaringan dengan subnet yang berbeda. Digunakan sebagai komunikasi yang satu ke banyak komputer. Alamat IP Multicast adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan suatu paket kepada banyak penerima.

Di dalam sebuah Intranet yang memiliki Alamat Multicast Paket yang ditujukan kepada sebuah alamat multicast nantinya akan diteruskan oleh router ke dalam sub jaringan yang terdapat berbagai host yang tengah dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirim ke alamat multicast itu.

Dengan cara ini, alamat multicast akan menjadi salah satu cara yang efisien untuk mengirim paket data dari 1 sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dengan RFC 1112. Alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat Kelas D, yang berkisar antara 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255. Prefix alamat 224.0.0.0/24 dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255 tidak bisa digunakan karena dicadangkan untuk digunakan sebagai lalu lintas multicast di dalam subnet lokal.



c.Broadcast Addresses

Penugasan terhadap seluruh antarmuka jaringan di dalam suatu subnet, yang digunakan untuk komunikasi 1 komputer ke semuanya dalam suatu subnet. Alamat broadcast untuk IPv4 digunakan menyampaikan paket data satu untuk semua. Jika suatu host pengirim hendak mengirim paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang ada di dalam segmen jaringan akan menerima paket itu dan langsung memprosesnya. Berbeda jika dengan alamat IP unicast atau IP multicast, alamat IP broadcast hanya bisa digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak akan bisa digunakan sebagai alamat sumber.


2. Pengertian tentang Network Address, Broadcast Address, dan Valid IP

Network address
     
     Network address adalah alamat network paling pertama didalam sebuah network/jaringan dan tidak bisa digunakan (kecuali dalam kondisi tertentu) yang dimaksudkan kondisi tertentu ini adalah dimana host dipaksa menggunakan full routing sebelum menuju host selanjutnya, jadi host akan dipaksa untuk melakukan komunikasi terlebih dahulu ke router sebelum bisa berkomunikasi dengan host lainnya, contohnya adalah penggunaan mask /32 atau netmask 255.255.255.255, dengan theknik ini network admin bisa meningkatkan keamanan jaringan terutama diwarnet/hotspot yang memungkinkan user menggunakan netcut untuk mengganggu sambungan dari komputer lain, bahkan bisa digunakan untuk tindak kejahatan lainnya jika dikombinasikan dengan sniffing.
Contoh ip address 192.168.0.0 subnet-mask 255.255.255.0, coba masukkan ini kedalam konfigurasi ip LAN di windows, pasti akan ditolak karena 192.168.0.0 adalah alamat network dan tidak seharusnya digunakan.


Broadcast Address

    Broadcast address adalah alamat ip terakhir dari sebuah network dan tidak bisa digunakan sesuai dengan namanya broadcast address, ip ini digunakan untuk melakukan broadcasting ke semua host didalam jaringan
contoh penggunaan ip : 192.168.0.1 subnet-mask 255.255.255.0 kemudian anda lakukan ping ke 192.168.0.255 maka host yang hidup dalam network anda akan melakukan reply (jika tidak terblokir firewall).


Valid IP
    Valid IP adalah alamat ip yang berada di antara network address dan broadcast address, alamat iniliah yang digunakan untuk pengalamatan pada host-host yang berada di dalam jaringan tersebut.



3. Pengertian IP Adress


Apa itu IP Address

Ip adress (internet protocol address) merupakan deretan angka biner antara 32 bit sampai dengan 128 bit yang digunakan sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan internet. Angka 32 bit digunakan untuk alamat ip address versi IPv4 dan angka 128 bit digunkaan untuk ip address versi IPv6 untuk menunjukkan alamat dari komputer pada jaringan internet berbasis TCP/IP.
Ip address tersebut memiliki identitas numerik yang akan dilabelkan kepada suatu device seperti komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer yang menggunakan internet protocol sebagai sarana komunikasi.

Apa Fungsi IP Address

1# IP Address digunakan sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan
Fungsi ini di ilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa orang tersebut. Dalam jaringan komputerpun berlaku hal yang sama yaitu alamat ip address yang unik tersebut akan digunakan untuk mengenali sebuah komputer atau device pada jaringan.
2# IP Address digunakan sebagai alamat lokasi jaringan
Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah kita yang menunjukkan lokasi kita berada. Untuk memudahkan pengiriman paket data, maka IP address memuat informasi keberadaannya. Ada rute yang harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.

 

Jenis IP Address

1# IP versi 4 (IPv4)
Internet protocol version 4 atau IPv4 terdiri dari 32-bit dan bisa menampung lebih dari 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Sebagai contoh yaitu 172.146.80.100, jika host di seluruh dunia melebihi angka 4.294.967.296 maka dibuatlah IPv6.

2# IP versi 6 (IPv6)
IPv6 diciptakan untuk menjawab kekhawatiran akan kemampuan IPv4 yang hanya menggunakan 32 bit untuk menampung ip address di seluruh dunia, semakin banyaknya pengguna jaringan internet dari hari ke hari di seluruh dunia IPv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang dapat ditampungnya, untuk itulah IPv6 versi 128 bit diciptakan. Dengan kemampuanya yang jauh lebih besar dari IPv4 dinilai akan mampu menyediakan ip address pada seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin hari semakin banyak.
Internet protocol versi 6 atau IPv6 ini terdiri dari 128 bit. IP ini 4 kali dari IPv4, tetapi jumlah host yang bisa ditampung bukan 4 kali dari 4.294.967.296 melainkan 4.294.967.296 pangkat4, jadi hasilnya 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456.

 

Pembagian Kelas IP Address


IP address versi 4 terdiri atas 4 oktet, nilai 1 oktet adalah 255. Karena ada 4 oktet maka jumlah IP address yang tersedia adalah 255 x 255 x 255 x 255. IP address sebanyak ini harus dibagi-bagikan keseluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP address harus dikelompokan dalam kelas-kelas.
IP address dikelompokan dalam lima kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Perbedaannya terletak pada ukuran dan jumlah. IP address kelas A jaringan. IP address Kelas B digunakan untuk jaringan berukuran besar dan sedang. IP address Kelas C untuk pembagian jaringan yang banyak, namun masing-masing jaringan memiliki anggota yang sedikit. IP address Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal, kelas D diperuntukan bagi jaringan multicast, dan E untuk Eksperimental.
Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal, yaitu Network ID dan Host ID dari suatu IP address Setiap IP address selalu merupakan pasangan network ID (Identitas Jaringan) dan Host ID (Indentitas Host dalam suatu jaringan).
Masing-masing komputer atau router di suatu jaringan Host ID nya harus unik dan harus berbeda dengan komputer yang lain. Gambar dibawah ini memperlihatkan pembagian kelas IP address.
pembagaian-kelas-ip-address

Kelas A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
Bit Pertama : 0
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 – 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (0 dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP address : 16.777.214
IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah Network ID :113, Host ID = 46.5.6

Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 – 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534
Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.

Kelas C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 – 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254
Host ID adalah 8 bit terakhir, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP address Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir.

Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.

Kelas E
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.

4. Subnetting


     Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Beberapa alasan perlunya melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:

     Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan  penggunaan IP Address
     Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network,  karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang  berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
     Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host  dalam suatu network.



Perhitungan Subnetting


     Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:




Subnet Mask


Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19


Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

     Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
  5. Subnet
    192.168.1.0
    192.168.1.64
    192.168.1.128
    192.168.1.192
    Host Pertama
    192.168.1.1
    192.168.1.65
    192.168.1.129
    192.168.1.193
    Host Terakhir
    192.168.1.62
    192.168.1.126
    192.168.1.190
    192.168.1.254
    Broadcast
    192.168.1.63
    192.168.1.127
    192.168.1.191
    192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
      Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
  5. Subnet
    172.16.0.0
    172.16.64.0
    172.16.128.0
    172.16.192.0
    Host Pertama
    172.16.0.1
    172.16.64.1
    172.16.128.1
    172.16.192.1
    Host Terakhir
    172.16.63.254
    172.16.127.254
    172.16.191.254
    172.16.255.254
    Broadcast
    172.16.63.255
    172.16.127.255
    172.16.191.255
    172.16..255.255
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255




5. VLSM


     VLSM (Variabel Length Subnet Mask) adalah suatu teknik untuk mengurangi jumlah terbuang [ruang;spasi] alamat. kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan Variable Subnet Length Mask (VLSM).

     Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.



Contoh kasus:
Misalkan kita membangun sebuah jaringan pada prusahaan, dimana ketentuan host yang diperlukan antara lain:

  • Ruang utama 500 host
  • Ruang Kedua 125 host
  • Ruang ketiga 1000 host
  • Ruang Server 2 host

Dengan alamat jaringan 172.16.0.0/16.

Penyelesaian:
Sebelum kita mulai menghitung vlsm, disini kita akan memcantumkann 8 bit angka ajaib ini:
128 . 64 . 32 . 16 . 8 . 4 . 2 . 1 . Dan membuat tabel-tabel untuk mempercepat proses perhitungan VLSM. Seperti tabel-tabel berikut:




contohya seperti kasus berikut:
Dengan IP 172.16.0.0/16 (IP awal kita)

1. Ruang Utama 500 host
 

    Disini dibutuhkan 500 host yang akan terhubung dengan internet ,untuk mendapat 500 host atau lebih perhatikan tabel diatas. Karena yang dibutuhkan 500 maka cari hasil pemangkatan 500 or >= 500 host. dari tabel diatas yang sesuai dengan kebutuhan host yang dibutuhkan gunakan 2^9 = 512 dan subnet mask 255.255.254.0 atau /23.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :

1a


Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

1b


Network: 172.16.0.0/23
IP Pertama: 172.16.0.1
IP Terakhir: 172.16.1.254
IP Broadcast: 172.16.1.255
Subnet Mask: 255.255.254.0

 

2. Ruang Kedua 125 host
 

     Untuk Ruangan Kedua host yang dibutuhkan or komputer yang bisa terhubung dengan internet sebayak 125 komputer. Untuk mendapatkan 125 host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 125 atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 125 host >= 125 host yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^7 = 128 dan subnet mask 255.255.255.128 atau /25. Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
1a


Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

1b


Network: 172.16.0.0/25
IP Pertama: 172.16.0.1
IP Terakhir: 172.16.1.126
IP Broadcast: 172.16.1.127
Subnet Mask: 255.255.255.128


 

3. Ruang Ketiga 1000 host
 

     Nah sekarang untuk Ruang ke 3 yang membutuhkan 1000 host, kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 1000 atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 1000 host >=1000 host yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^10= 1024 dan subnet mask 255.255.252.0 atau /22. Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini:

1a

Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

1b


Network: 172.16.0.0/22
IP Pertama: 172.16.0.1
IP Terakhir: 172.16.3.254
IP Broadcast: 172.16.3.255
Subnet Mask: 255.255.252.0



 

4. Ruang Server 2 host
 
Network: 172.16.6.122/30
IP Pertama: 172.16.6.123
IP Terakhir: 172.16.6.124
IP Broadcast: 172.16.3.125
Subnet Mask: 255.255.255.252





F. Referensi
Sumber :
http://www.habibullahurl.com/2015/04/model-pengalamatan-standar-dari-pengalamatan-ipv4.html
http://herryset.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-ipnetworkdan-broadcast.html
https://kiezme.wordpress.com/menghitung-subnetting-ip/
https://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP
https://rzdraco.wordpress.com/tag/cara-menghitung-ip-dengan-vlsm/

G. Hasil dan Kesimpulan
     Dengan adanya pengalamatan pada komputer ini, membuat beberapa komputer dalam suatu jaringan bisa berkomunikasi dan bertukar data antara satu dengan yang lainnya.

Sekian dari saya, mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan dalam postingan saya ^-^ 

Wassalamualikum Wr. Wb.

Previous
Next Post »